PENGGUNAAN KEMAJUAN TEKNOLOGI, UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN BANJIR DI WILAYAH KARAWANG

 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

    Kabupaten Karawang (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮊᮛᮝᮀ, Latin: Kabupatén Karawang) adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Karawang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di Barat, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Subang di Timur, Kabupaten Purwakarta di Tenggara, serta Kabupaten Cianjur di Selatan. Karawang memiliki luas wilayah 1.652,00 km2, dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 2.361.019 jiwa, dan kepadatan penduduk 1.429,19 jiwa per km2.[1][4]

   Pada tahun 2012, kabupaten Karawang memiliki pembangunan proyek-proyek besar yaitu Summarecon, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Metland dan lain-lain. Sejarah Monumen Gempol Ngadeupa di Karawang Selatan, dalam catatan sejarah Indonesia, pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno beserta beberapa orang merumuskan Kemerdekaan Republik Indonesia di Rengasdengklok.

(source :https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karawang)

    Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.[1] Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

(source :https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir)

    Kabupaten Karawang adalah sebuah kabupaten yang terletak di kepulauan Jawa tepatnya di Jawa Barat, Kabupaten karawang seringkali memiliki masalah dengan "Banjir" yang sangat sering terjadi. permasalahan banjir ini sangat merugikan, dalam contoh, beberapa masalah banjir di Kabupaten Karawang ini, pada tahun 2010, hampir seluruh wilayah Karawang terendam banjir, tidak hanya pada tahun 2010, pada tahun 2011 banjir juga terjadi di beberapa wilayah Karawang, pada tahun 2020 tejadi juga kejadian banjir, dan pada tahun 2021 bajir juga merendam hampir seluruh wilayah Kabupaten Karawang.

   


(source gambar : https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/02/21/1149427/540x270/485-rumah-di-karawang-tergenang-banjir-ketinggian-air-capai-15-meter.jpg)


LATAR BELAKANG MASALAH

      Permasalahan banjir di wilayah Karawang di sebabkan oleh beberapa kondisi :

                1. Sampah yang menumpuk di sungai citarum
                2. Resapan air yang kurang
                3. Saluran air yang tersumbat

    PEMBAHASAN

      Dari latar belakang yang sebelumnya saya sebutkan, Saya memiliki beberapa solusi yaitu:

                1. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
                2. Membuat alat berbasis teknologi yang bisa mengumpulkan dan mengangkut sampah di sungai. 
                3. Membuat alat berbasis teknologi yang dapat memantau debit air sugai citarum, agar dapat 
                    Memudahkan masyarakat untuk mengungsi apabila terjadi banjir.
                4. Menambah resapan air dan membersihkan saluran air.
     
      Beberapa solusi di atas bisa di realisasikan, dengan beberapa solusi di atas seperti yang sudah saya tuliskan yaitu solusi pertama "Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya" dapat di realisasikan dengan cara, memberikan edukasi pada lembaga pendidikan akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan membuang sampah pada tempatnya, selain itu kita juga dapat memberikan edukasi terbuka kepada masyarakat sekitar dengan melaksanakan seminar kebersihan lingkungan.
      
      Solusi kedua yaitu "Membuat alat berbasis teknologi yang bisa mengangkut sampah di sungai" solusi tersebut bertujuan agar aliran air sungai selalu lancar dan tidak terhambat, kita dapat memanfaat beberapa alat seperti arduino, sensor plastik dan beberapa komponen pendukung lain untuk membuat prototipe alat pengangkut sampah di sungai tata cara nya sebagai berikut :
            
                1. Membuat program di aplikasi arduino untuk di input ke hardware arduino.
                2. Menginput program ke hardware arduino.
                3. Mengecek program yang sudah di input ke arduino, sudah berjalan dengan baik atau belum.
                4. Membuat kerangka atau badan kapal, agar alat bisa bekerja di air, dan untuk melindungi arduino.
                5. Mengecek alat secara keseluruhan apakah sudah dapat di gunakan atau belum.

      Selanjutnya solusi ketiga yaitu "Membuat alat berbasis teknologi yang dapat memantau debit air sugai citarum, agar dapat memudahkan masyarakat untuk mengungsi apabila terjadi banjir" yang saya maksud pada solusi ketiga ini adalah, apabila terjadi banjir, masyarakat dapat dengan mudah mendeteksi dengan prototipe tersebut, prinsip dari prototipe ini adalah agar masyarakat memungkinkan untuk dapat memonitor atau memantau kondisi debit atau volume air sungai, prototipe ini dapat di buat dengan beberapa langkah dengan memanfaatkan beberapa tools atau peralatan sebagai berikut :
           
               1. Membuat program di aplikasi arduino untuk di input ke hardware arduino.
               2. Memanfaatkan sensor flow meter sebagai alat untuk memantau debit air.
               3. Menginput program ke hardware arduino.
               4. Mengecek program yang sudah di input ke arduino, sudah berjalan dengan baik atau belum.
               5. Membuat kerangka agar dapat melindungi prototipe arduino dari air agar tidak terjadi konsleting.
               6. Mengecek alat secara keseluruhan apakah sudah dapat di gunakan atau belum.
        
       Solusi terakhir yaitu "Menambah resapan air dan membersihkan saluran air" solusi ini dapat di realisasikan dengan cara menambah lahan resapan di daerah karawang, dengan cara go green atau penghijauan kembali, namun hal tersebut dapat ter-realisasikan apabila di bantu dengan program dari pemerintahan setempat untuk menambah daerah resapan, dan masyarakan dapat menanam berbagai tanaman hijau sebagai media dari lahan resapan air tersebut.

KESIMPULAN
       Kesimpulan dari seluruh materi yang saya sampaikan di atas adalah agar masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, agar peristiwa banjir tidak terulang lagi dikemudian hari, dan agar masyarakat dapat menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi di lingkungan masyarakat sebagai media untuk penanggulangan dan pemecahan masalah di lingkungan sekitar, masyarakat dapat mempelajari pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi ini untuk mengatasi permasalahan sampah sungai, dan untuk mendeteksi dan memantau kondisi debit air di sungai.


        

Comments